"Puasa" dari Media Sosial

 


    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah.. bertemu lagi di kacamatanie. Kali ini, saya mau sharing sedikit, salah satu insight yang saya dapat dari bedah buku "Islam Rahmatan lil 'Alamin" yang masuk ke pembahasan tentang Kepribadian Islam (Syakhsiyah Islamiyah).

    

    Di bab tersebut dijelaskan bahwa yang namanya Syakhsiyah (kepribadian) dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu Aqliyah (pola pikir) dan Nafsiyah (pola sikap). Sehingga jika seseorang yang mempunyai pola pikir islam, seharusnya mempunyai output sikap yang islami sehingga jika sikap itu terus menerus dilakukan maka akan menjadi sebuah kepribadian islam (syakhsiyah islamiyah).
    Tetapi pada faktanya, ada orang muslim yang tinakannya tidak mencerminkan keislamannya, ataupun ada orang yang non muslim tetapi tindakannya mencerminkan hal-hal yang Islam ajarkan.

Sebagai contoh :

Seseorang (si A) yang berjilbab lengkap dengan khimar. Hal ini disebabkan karena si A sudah mendapatkan informasi/pemahaman (mafhum) islam tentang kewajiban perempuan dalam menutup aurat. Sehingga bisa dilihat antara pola pikir dan pola sikapnya sudah selaras dengan aqidah islam. Karekteristik yang seperti ini, dinamakan Unique Personality (Kepribadian yang unik).

Nah bagaimana dengan jika ada orang yang sudah mendapatkan informasi/pemahaman (mafhum) islam tentang kewajiban perempuan dalam menutup aurat, tetapi bahkan tidak berkerudung?. Perilaku atau sikapnya belum selaras dengan pengetahuan islamnya. Karakteristik yang seperti ini disebut sebagai Split Personality (Kepribadian yang rusak).

Bagaimana caranya agar tidak menjadi seseorang yang mempunyai Split Personality?

Seperti yang sudah disebutkan, bahwa personality (kepribadian) dipengaruhi 2 hal, yaitu Aqliyah dan Nafsiyah
Split personality terjadi jika : 

A. Aqliyahnya bukan Islam tetapi Nafsiyahnya Islam

        Contohnya adalah Negara Jepang yang bersih, Disipilin, Taat pada aturan (negara) karena jika tidak konsekuensinya cukup berat. Mereka tidak mempunyai pikiran Islam, tetapi pola sikap nya seperti yang Islam ajarkan, semisal tentang menjaga kebersihan.

        Atau contoh lain adalah ada seorang muslim yang tidak berjilbab, tetapi akhlaknya baik, santun dan gemar sedekah.

Solusi agar dapat mempunyai kepribadian yang unik adalah dengan mempelajari Tsaqofah Islam, jika dia belum muslim, tentunya bersyahadat terlebih dahulu. Tetapi untuk yang sudah berislam, maka memperbanyak ilmu tentang keislaman, memperkuat aqidah islam lagi, agar kita dapat mengetahui hukum-hukum islam dari yang wajib, sunnah, mubah, makruh hingga haram, sehingga tidak terjerumus dengan nafsu apalagi sampai mempunyai prinsip "walaupun saya tidak berjilbab, tetapi hati saya baik" atau "mau menjilbabi hati terlebih dahulu".

Memperbaiki Split Personality yang disebabkan karena AQLIYAH adalah dengan MENGAJI


B. Aqliyahnya Islam tetapi Nafsiyahnya bukan Islam

        Bagaimana jika kita sudah Islam, sudah mengaji tetapi ternyata nafsiyah kita masih belum sesuai dengan aqliyah islam. 

Contoh

Ada seseorang muslim yang memahami hukum riba, tetapi masih melakukan transaksi-transaksi ribawi. Atau seorang muslim yang menyalurkan gharizah nau (naluri berkasih sayang) dengan cara pacaran. Atau bisa jadi seorang muslim yang banyak menghabiskan waktu di sosial media dengan kurangnya manfaat, padahal Qur'an nya belum di tuntaskan.

simak video singkat ini Routine , mengenai bagaimana habbits itu mempengaruhi kepribadian.

Fenomena Nafsiyah kita yang tidak sesuai dengan aqliyah islam, tidak terlepas dari mana kita mendapatkan INFORMASI. apalagi dengan mewabahnya smartphone, tidak bisa kita pungkiri banyak pula informasi yang bisa kita serap dari mana saja dalam bentuk yang beragam. Maraknya media sosial juga mempengaruhi informasi yang kita terima. Jika banyak memfollow akun-akun bermanfaat, tokoh-tokoh yang mendakwahkan islam, tentu saja informasi yang kita terima juga in syaa allah akan sesuai dengan aqliyah islam. Tetapi bagaimana jika tidak?

Sudah pernah mencoba install aplikasi ACTION DASH - Digital Wellbeing ?

sumber : Pencarian Gambar Google


Coba install aplikasi tersebut, dan lakukan kembali aktifitas seperti biasa. Lalu setelah sepekan, buka kembali aplikasi tersebut, dan lihat bagaimana hasil dari Habbits kita menggunakan aplikasi-aplikasi di smartphone kita. Berapa persen untuk bersosial media dibanding dengan baca al-Qur'an (misalnya) atau membaca buku-buku keislaman kita yang mungkin masih terbungkus plastik belum sempat dibaca.

Jika memang hasil bersosial media kita mencerminkan seberapa banyak kita menghabiskan waktu untuknya, maka inilah challange yang ditawarkan oleh ustadz Weemar Aditya yaitu dengan meng-uninstall Instagram, Facebook, VIU, Nettflix dan sejenisnya selama satu pekan. Bukan karena beliau men-judge sosial media yang disebut tadi tidak ada manfaat, tetapi balik lagi ke hasil Action Dash tadi, dan jujur pada diri sendiri tentang hasil yang tercermin dari sana.

        Karena menurut beliau, Solusi agar dapat mempunyai kepribadian yang unik tidak bisa hanya dengan menambah tsaqofah keislaman saja, tetapi harus ada tambahan berupa DETOX/REHAB, yaitu dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Membangun habbits baru selama 40 hari

b. Menjaga habbits tersebut dilakukan selama 1 tahun

Tujuannya adalah agar nafsiyah kita terbentuk untuk hal-hal yang memang sesuai dengan aqliyah islam kita dan secara otomatis kelak kita akan bisa memfilter hal-hal mana yang manfaat mana yang kurang manfaat dan mana yang tidak bermanfaat. 

Imam Taqiyuddin an-Nabhani rahimahullah menjelaskan ada tiga hal yang menyebabkan kecacatan kepribadian Islam seorang muslim, yaitu :

1. Kebodohan seorang Muslim yang menyebabkan pemahamannya bertentangan dengan aqidah K

2. Kelengahan yang menyebabkan seorang Muslim lalai dalam mengaitkan persepsi dengan aqidah

3.  Godaan syaitan yang menguasai akalnya

Jika kita termasuk orang yang bodoh dalam hal pengetahuan syariat Islam, maka jangan malu untuk belajar, karena tidak ada kata terlambat untuk belajar (terkhusus belajar tentang agama kita sendiri)

Jika kita termasuk kedalam orang yang lengah, perbaiki, detox dan rahab kebiasaan kita, sortir lagi mana kewajiban yang belum dituntaskan mana sunnah yang belum dijalankan.

Jika kita termasuk orang yang lemah karena godaan syaitan, maka selalu memohon kepada allah agar hati kita tetap terus berada didalam agamaNya.


Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). - [An-Nazi’at/79: 40-41]


Alhamdulillah.. sampai disini dulu sharingnya, semoga bermanfaat. 





 








Komentar

chairina bawazir mengatakan…
Baru tau ada aplikasi ini. Bagus banget jadi bisa liat kebiasaan bersosial media ya. Memang membangun habbit yang positif dan berkelanjutan itu gak mudah ya.
Phai Yunita S Wijaya mengatakan…
Nah aku punya apps ala "action dash" pribadi mba... Yaitu anak-anakku.
Karena anak-anak memasuki fase sensitif period, meniru plek perilaku ibuknya. Jadi hp ku ga laku kl siang smpe malam๐Ÿ™„baru bs buka hp dijam anak tidur, shubuh atau menjelang tidur hihi
Nur Komariyah mengatakan…
Membaca di awal, mengingatkan pada Materi Dasar Islam di BD Level 1 .. Makin kesini, makin dibaca Masyaa Allah, baru tau ada aplikasi yang berfaedah.
Febrina mengatakan…
Betul kata pepatah "sedikit sedikit lama-lama jadi bukit". Jika kita sering melakukan hal-hal baik, maka itu akan menjadi kebiasaan dan berubah menjadi karakter. Begitu jiga dengan kebiasaan buruk
Iva C Wicha mengatakan…
Mempertahankan habbits baru selama 1thn penuh tantangan, smoga Allah mudahkan utk bsa istiqomah
Zakia Widayanti mengatakan…
Rasanya jleb banget mba, waktu untuk ibadah masih sedikit banget dibanding urusan duniawi yang kadang nggak bermanfaat