Menjemput Amanah Langit

    Setiap pasangan yang sudah menikah, pasti mendambakan hadirnya pewaris, keturunan, buah hati yang kelak meneruskan perjuangan yang sedang di design oleh orang tuanya.

Namun, bagaimana jika buah hati belum kunjung tiba? setahun, dua tahun bahkan sampai saat tulisan ini dibuat, usia pernikahan kami sudah memasuki usia 8 tahun 7 bulan.


    Bertahun-tahun ikut berbagai seminar dan promil, belum membuahkan hasil. Sampai pada suatu hari, saya mengikuti seminar (kajian lebih tepatnya) tentang KONSEP PROMIL sesuai FITRAH dalam rangka Menjemput Amanah Langit.

Diseminar itu dijelaskan langkah-langkah persiapan promil, bukan hanya secara fisik tetapi juga non fisik..

1. SETTING GOALS

    Samakan frekuensi dengan pasangan, apa tujuan ingin mempunyai anak. Apakah tujuannya jangka pendek (goals duniawi) atau jangka panjang (goals akhirat)

    Luruskan Niat, siapkan proposal terbaik yang kita ajukan kepada Allah layaknya mengharapkan "investasi terbaik" dari "investor terbaik". Mentadaburi Q.S Ali Imran, dimana hikmah yang bisa diambil adalah berdoa kepada Allah, bernazar untuk berkhidmat kepada Allah dan membentuk penerus, pembela agama Allah


2. MEMPERKUAT AQIDAH BERSAMA

    Sama-sama dengan pasangan, memahami kembali konsep Aqidah. Sudah memahami 3 Simpul Besar dalam kehidupan: 1. Dari mana kita berasal; 2. Untuk apa kita hidup didunia; 3. Akan kemana kita setelah kematian.

    Memahami konsep rezeki dan tetap berhusnudzon kepada Allah SWT. Memahami bahwa Rezeki (termasuk anak) merupakan pemberian dari Allah yang sudah ditakar kadarnya. Freewill kita adalah menjemputnya dengan cara-cara yang di ridhoi Allah SWT.

    Bersihkan diri dari harta haram, keluarkan zakat dan perbanyak sedekah. Karena setiap harta yang dikeluarkan di jalan Allah, hakikatnya tidak akan berkurang, justru akan terus bertambah dan bertambah. Dan itulah harta kita kelak yang menjadi pemberat dan menemani kita di yaumil hisab.


3. FAKTOR LINGKUNGAN

    Lingkungan yang baik, tidak bisa kita pungkiri menjadi salah satu wasilah terbentuknya habbit atau kebiasaan yang baik pula. Sholat berjamaah di masjid, misalnya. Mulai kebiasaan-kebiasaan baik, carilah lingkungan pertemanan yang baik yang saling mengingatkan kepada kebaikan agar terjaga dari kegiatan yang sia-sia dan melalaikan.

    Lingkungan yang mengajak kita untuk terus berfikir positif, sehingga aql kita menjadi sehat dan hanya menerima informasi-informasi positif

    Hijrahlah ke tempat yang lebih baik (jika diperlukan dan mampu dilakukan) jika memang saat ini berada dilingkungan yang sekiranya men-distract kita dari kegiatan-kegiatan yang melalaikan.


4. SIAPKAN PSIKIS dan MENTAL

    Manajemen stress yang baik sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh yang mempengaruhi reproduksi. Bina komunikasi yang baik dengan pasangan, lagi-lagi samakan frekuensi, buat ikatan yang kuat, jadilah tim yang solid dengan pasangan.

    Tujuannya, agar bisa kompak, saling mendukung dan saling menguatkan jika ada "serangan" dari luar yang bisa menggoyahkan psikis dan mental yang berakibat munculnya stress. Karena tidak bisa dipungkiri, pertanyaan-pertanyaan seputar "Sudah punya anak berapa?", "Sudah menikah berapa lama?", bahkan sampai pertanyaan konyol seperti, "Kenapa belum punya anak?", tidak hanya menyerang psikis dan mental istri, tetapi juga suami. 

    Oleh karena itu, kerjasama, menyamakan frekuensi, baiknya komunikasi bisa menjadi booster energi kepada pasangan untuk melawan pertanyaan-pertanyaan yang mengandung "radikal bebas" seperti tadi. Sehingga bisa berdampak juga kepada kesehatan mental dan ujung-ujungnya juga berdampak kepada ketahanan fisik.


5. CEK FISIK

    Setelah semua proses utama yang sudah disebutkan diatas teratasi dengan baik, barulah kita mengecek kondisi fisik, baik istri maupun suami. Karena PROMIL juga harus sesuai fitrah, bukan asal "yang penting hamil", agar nanti anak yang lahirpun bukan cuma sehat secara fisik, tetapi disiapkan untuk menjalani fitrahnya sebagai seorang manusia.

    Pada cek fisik, bisa diawali dengan memberikan tubuh nutrisi yang HALAL juga THAYYIB, seperti Madu, Kurma, Tauge, Kedelai, dll. Memakan makanan yang alamiah, tumbuh dari tanah (bukan cepat saji), agar selaras dengan fitrah manusia yang Allah ciptakan juga dari tanah.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Saad ayat 71-72 :

اِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ خَالِقٌۢ بَشَرًا مِّنْ طِيْنٍ - ٧١

فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ - ٧٢

    yang artinya :

71. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah

72. Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.”

    Olahraga yang teratur, tubuh terkena sinar matahari yang cukup (disuhu yang hangat, bukan menyengat), aktivitas seimbang karena tubuh perlu istirahat dan Air yang cukup agar tubuh tidak  mengalami dehidrasi.

    Organ jantung, juga menjadi salah satu yang harus diperhatikan, karena jantung adalah pusat traffic darah keseluruh tubuh, dimana darah juga mempengaruhi jiwa, dan juga ovarium.


    Allah memberikan kejadian-kejadian special kepada orang-orang yang dinilaiNya mampu melewatinya, tertuang dalam Q.S Al-Baqarah ayat 286. Oleh karena itu, jika persoalan-persoalan itu datang menghampiri, maka bisa dilakukan langkah-langkah berikut :

1. CEK FISIK

        Kunjungi dokter, suami dan istri sama-sama mengecek kesehatan reproduksi, dan melakukan saran-saran yang diarahkan dokter.

2. PERERAT HUBUNGAN

        Kuatkan kembali ikatan antara pasangan dan selalu libatkan Allah disetiap langkah, agar kita terus bisa berprasangka baik kepada rencana-rencana Allah. Salah satu tips yang diberikan Ust. Salim A. Fillah adalah dengan mandi hujan bersama suami, sambil berdoa memohon keberkahan.

Allah berfirman dalam Q.S Lukman ayat 34 :

اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

  Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.


3. BERSABAR dan TETAP dalam KETAATAN

        Dan jika belum kunjung tiba si "garis dua", bersabarlah dan tetap menjemputnya dengan sebaik-baik ikhtiar dengan jalan yang diridhoiNya dalam ketaatan. Ridho dengan QADHA dari Allah. Karena pada hakikatnya, tujuan akhir kita adalah Surga, dengan ada atau tanpa kehadiran buah hati, semoga kita tetap terus berada di jalan lurus yang Allah ridhoi dan semoga di SurgaNya kelak, dihadirkan sebaik-baiknya anak sebanyak yang kita kehendaki. Aamiin ya robbal 'alamiin

PROMIL bukan sekedar fokus ke FISIK, tetapi harus sesuai dengan FITRAH. Agar kelak, buah hati yang terlahir juga bukan sekedar ANAK secara fisik, tetapi yang mampu meneruskan jalan DAKWAH orang tuanya dijalan Allah

Semoga sharing ini bermanfaat bagi para #PejuangGarisDua diluar sana, kalian gak sendiri, ada aku dan pejuang lainnya yang terus istiqomah berada di jalanNya


Komentar

Zakia Widayanti mengatakan…
Masya Allah, aku selalu kagum sama pejuang garis dua. Semoga menjadi ladang amal saat menjemput amanah langit ya mba.
Phai Yunita S Wijaya mengatakan…
Huhuuu aku terharuu, aku tau banget rasanyaa menunggu, dulu aku menunggu hingga 2 thn mbaa.. Nyobain jamu alami, terapi jeniper smpe 38biji sekali minum pun udah, daannn nutup telinga setiap ditanya, itu yg nanya kayak ga tw qodo qodar Allah rezeki(termasuk anak) , maut, jodoh adl hak prerogative Allah, kita Hanya berusaha Allah yg tw kpn waktu yg tepat.sekarang anakku udah mau 3 dan jarak yg berdekatan mb.. InsyaAllah indah pada waktunya yg penting Siapkan diri aja mb, Sabar dan Tawakal itu Kuncinya.
Princess Diaries mengatakan…
MashaAllah Mba, Peluk dari jauh. aku pun sedang menanti. Semoga Allah ridho dengan apa yang kita pinta..
Nur Komariyah mengatakan…
Masyaa Allah terharu dan kagum rasanya. Aku paham mba gimana rasanya.
Aku sampe usia segini, 26 tahun belum menikah dan tidak pernah jalan sama lawan jenis. Sama orang2 ditanyain "kapan nikah?". Pacarnya orang mana?, pacarnya kerjanya dimana?, dan bla bla bla. dikatain enggak laku, bahkan ada yang mengatakan perawan tua. Ya Allah rasanya itu nyesek banget. Ada juga yang menyuruh aku untuk datang ke orang pintar, datang ke tempat keramat, supaya dapat jodoh. Tapi aku abaikan saja. Karena aku cuma percaya sama Allah. Padahal perihal jodoh, rezeky, maut, itu semua sudah diatur oleh Allah. Tinggal bagaimana kita berikhtiar dalam menjemputnya. Rasanya kok gitu amat yaa.. kayaknya tuh gimana gitu, kalau di lingkungan sekitar kita yang seusia dengan kita sudah pada menikah semua, sedangkan kita belum. Orang2 dengan entengnya ngomong tanpa memikirkan perasaan orang lain. Dan kalau jodoh kita belum datang, terus kita mendatangi tempat2 yang musyrik. Itu kan bukannya malah didekatkan, tapi malah di jauhkan. Daan soal pacaran, dalam islam gaada istilah pacaran sebelum menikah atau sebelum halal. Hehehehe... Yaampun jadi curhat.. Maafin 🙏🙊
Febrina mengatakan…
Mba.. Semoga selalu dikuatkan Allah ya Mba. Semoga segala usahanya diganjar pahala oleh Allah
Febrina mengatakan…
Mba.. Semoga selalu dikuatkan Allah ya Mba. Semoga segala usahanya diganjar pahala oleh Allah
Unknown mengatakan…
MasyaAllah terharu baca ny mba...
Semoga usaha dan doa ny terkabul yaa mba...